26 October, 2008

Tips Sebelum Menentukan PLC Yang Akan Digunakan

Pertama-tama, pastikan perusahaan/tempat kita bekerja tidak memiliki “merk” standar yang harus digunakan (ga cuma PLC aja, misal sensor atau equipment yang lain). Saya menyarankan dua tahap berikut : 1) Non-Teknis 2) Teknis

- Non Teknis :

1. Support

Support apa yang disediakan produk tersebut? Apa ada lokal distributor yang lokasinya dekat dengan tempat kita yang dapat membantu? Bagaimana cara kita memperoleh produk tersebut (pesan online atau datang langsung)? Apakah orang yang kita hubungi paham tentang produk atau hanya tau tentang harganya saja? (sempet mengalami juga… hehehe…). Jangan ragu-ragu untuk bertanya. Ingat, kita adalah customer.

2. Software

Tanyakan bagaimana jika kita menginstal software tersebut lebih dari satu PC. Banyak orang biasanya memrogram PLC di PC tapi kemudian membawa laptop ke mesin untuk troubleshooting. Jika software itu diperbolehkan hanya untuk diinstal pada satu komputer, rencanakan kembali langkah2 selanjutnya (misalnya kalo budget proyek banyak sih ya ga masalah,tapi kalo pingin efisiensi mungkin diinstal di laptop aja dengan konsekuensi kita sendiri saja yang bisa menggunakan).

3. Kualitas Produk

Seberapa banyak customer produsen PLC miliki? Bagaimana pendapat orang-orang sekitar kita? Bagaimana dengan kualifikasi standar internasional yang mereka miliki? Bagaimana cara pengiriman PLC? Berapa lama proses pengiriman? Dan tentunya, sesuaikan kualitas dengan budget yang disediakan.

- Teknis

1. AC atau DC Power

Apa kita memiliki sumber tegangan yang sudah terpasang di mesin yang dapat digunakan PLC? Jika tidak, beli PLC yang memiliki built-in power supply.

2. Jenis

Apa kita membutuhkan tipe modular (”kotak” individual yang dapat dipasang/dilepas input, output,fungsi spesial) atau tipe micro (semuanya terpasang jadi satu kotak yang tidak bisa dilepas)?. Apa kita membutuhkan remote I/O? (biasanya untuk keperluan khusus)

3. Fungsi

Apa ada komunikasi antara PLC dan device lain atau hanya download-upload program saja? Dengan kata lain, apakah kita membuat desain PLC sebagai bagian dari suatu jaringan (misalnya PLC 1 berhubungan dengan PLC 2 dan Komputer 1 akan mengambil data pada mesin dan Komputer 2 hanya sebagai monitoring yang terletak di meja kita..). Apa kita membutuhkan fungsi spesial pada PLC? Apakah membutuhkan “Real Time Clock” (biasanya dibutuhkan pada saat proses time stamping/marking product), Fungsi PID (misalnya untuk mengontrol temperatur), Analog (misalnya untuk mendapatkan input tekanan dari sensor), High Speed Counter/Penghitung berkecepatan tinggi (misalnya input posisi dari sebuah optical encoder), dll.

4. Ukuran

Berapa besar (atau kecil) sistem PLC yang kita desain? Pertama tentukan berapa banyak input yang kita gunakan pada PLC. (misalnya limit switch, sensor, push button,dll). Kedua tentukan jenis tipe input yang dimiliki (misalnya NPN/PNP atau AC/DC dan apakah tersedia di pasaran). Ketiga tentukan berapa banyak output yang diperlukan (misalnya pilot light, solenoid, motor,dll). Keempat tentukan jenis output (misalnya NPN/PNP transistor, relay,dll)

Tambahkan 15-20% dari jumlah I/O yang kita sudah desain sebagai “safety”. Karena ketika pada suatu saat desain proyek kita “berubah” (misalnya ada penambahan referensi produk) maka akan lebih baik bila “terlalu banyak” I/O daripada….. tidak cukup. Juga sebagai spare/cadangan bila ada I/O yang tidak berfungsi.

Semoga bermanfaat..